akhirat (Arab: ,
akhiroh) dipakai untuk mengistilahkan kehidupan
alam baka (kekal) setelah kematian/ sesudah dunia berakhir.
Pernyataan peristiwa alam akhirat sering kali diucapkan secara
berulang-ulang pada beberapa ayat didalam Al Qur'an sebanyak 115
kali,[1] yang mengisahkan tentang
Yawm al-Qiyamah dan akhirat juga
bagian penting dari Eskatologi
Islam.
Akhirat dianggap sebagai salah satu dari Rukun iman yaitu: Percaya Allah, percaya adanya malaikat, percaya akan kitab-kitab suci, percaya adanya
Nabi dan Rasul dan
percaya takdir dan ketetapan.
Menurut kepercayaan Islam, Allah akan
memainkan peranan, beratnya perbuatan masing-masing individu.
Allah
akan memutuskan apakah orang tersebut di akhirat akan diletakkan di
Jahannam (neraka) atau Jannah (surga).
Kepercayaan ini telah disebut
sebelumnya sebagai Hari Penghakiman dalam ajaran Islam.
Akhirat adalah dimensi
fisik dan hukum-hukum dunia nyata yang
terjadi setelah dunia fana berakhir.
Bagi mereka yang beragama samawi meyakini bahwa kehidupan
akhirat sebagai tempat dimana segala perbuatan seseorang didalam
kehidupan dunia ini akan dibalas.
Namun tidak sedikit juga orang
yang meragukan akan adanya kehidupan akhirat (kehidupan setelah
kematian).
Mereka-mereka yang meyakini adanya kehidupan akhirat ada
yang menyatakan: '
Mudahnya meyakini adanya kehidupan setelah
kematian sama mudahnya dengan meyakini adanya hari esok setelah
hari ini, adanya nanti setelah sekarang, adanya memetik setelah
menanam'.
Dengan meyakini adanya kehidupan akhirat setelah
kehidupan didunia ini akan menjaga seseorang dari bertindak sesuka
hatinya, karena ia yakin segala hal yang ia perbuat dalam
kehidupannya sekarang akan dituainya kemudian di alam setelah
kematian.
Daftar Isi:
01. Etimologi
02. Fase Alam
03. Perhentian akhirat
04. Nama lain bagi hari
akhirat
05. Empat hal kebaikan dunia dan
akhirat
06. Catatan kaki
07. Referensi